Halo! Gue Arindra, karyawan swasta di pagi hari, mahasiswa di malam hari, dan pendaki part-time di akhir pekan (kalau cuti disetujui dan tugas nggak mepet deadline). Hidup gue kayak drama 3 genre: kerjaan kantor yang penuh kejutan, kuliah yang tiba-tiba full tugas, dan pendakian yang selalu diawali dengan "yakin nih nanjak lagi?" tapi tetap dilakuin juga.
Gue kuliah sambil kerja, bukan karena pengin ribet, tapi karena pengin survive di dunia yang katanya “dewasa itu keras.” Spoiler: emang keras sih. Di kantor disuruh revisi, di kampus disuruh presentasi, di gunung disuruh kuat. Untungnya masih punya satu pelarian yang nggak butuh banyak kata tapi penuh makna: naik gunung.
Gue suka naik gunung bukan karena pengin sok-sokan estetik upload foto di atas awan (oke, itu bonus sih), tapi karena di sana, semua beban kayak ditaruh sebentar. Nggak ada email masuk, nggak ada dosen ngetag di grup, dan nggak ada bos tiba-tiba meeting dadakan jam 4 sore. Adanya cuma suara angin, kaki pegal, dan temen-temen pendaki yang hobi bercanda padahal napas udah tinggal sisa.
Kadang gue mikir, pendakian tuh sama kayak hidup: tanjakan panjang, sesekali kabut, dan pas nyampe puncak capeknya ilang cuma karena bisa bilang, “Akhirnya nyampe juga.” Bedanya, kalau di hidup, abis satu tanjakan langsung dapet dua bonus... utang tugas dan jam kerja lembur 😅.
Di blog ini, gue bakal cerita semuanya. Dari tips muncak hemat buat pendaki gaji UMR, sampai pengalaman kocak kayak lupa bawa sendok tapi bawa tiga korek gas. Atau kisah absurd ngerjain PPT di basecamp sambil minum kopi sachet murahan yang rasanya luar biasa nikmat karena dingin menusuk tulang.
Jadi, kalau lo juga lagi juggling antara kerja, kuliah, dan pengin kabur sebentar buat cari sunrise, welcome! Mari kita rayakan tanjakan hidup dengan tawa, mie rebus, dan cerita-cerita random yang (anehnya) justru bikin kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar